Jumat, 25 April 2014

KEBUDAYAAN SUKU JAWA DI INDONESIA



Suku bangsa Jawa adalah suku bangasa Indonesia yang paling banyak jumlahnya, menempati seluruh daerah jawa tengah, jawa timur dan sebagian jawa barat mereka menggunakan bahasa jawa secara keseluruhan, hanya saja terdapat perbedaan dialek di daerah tertentu. Suku bangsa jawa termasuk suku bangsa yang telah maju kebudayaannya, karena sejak zaman dahulu mereka telah banyak mendapat pengaruh dari berbagai kebudayaan, seperti : kedubayanan Hindu, Budha, Islam dan Eropa. Setelah mengetahui suku bangsa di Indonesia maka sekarang penyusun akan membahas tentang salah satu suku di Indonsia yaitu Suku jawa.
SISTEM KEPERCAYAAN ATAU RELIGI

  Agama yang dianut oleh sebagian besar suku jawa adalah Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan budha.
Pemeluk Agama Islam dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1.Golongan Islam Santri, yaitu golongan yang menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran Islam dengan syariat-syariatnya.
2.Golongan Islam Kejawen, yaitu golongan yang percaya pada ajaran Islam, tetapi tidak patuh menjalankan syariat Islam dan masih percaya kepada kekuatan lain.
Selain itu, orang Jawa masih percaya pada hal yang gaib atau kekuatan lain:

1.Percaya pada makhluk-makhluk halus seperti memedi, genderuwo, tuyul, setan, dan lain-lain.
2.Percaya pada hari baik atau naas.
3.Percaya pada hari kelahiran atau weton.
4.Percaya pada benda-benda pusaka, jimat, dan sejenisnya.

Sehubungan dengan berbagai kepercayaan, maka dilaksanakan upacara-upacara selametan sebagai berikut:
·         Upacara selametan yang berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, seperti mitoni, kematian, dan lainnya.
·         Upacara selametan yang berhubungan dengan kehidupan desa, seperti bersih desa, penggarapan pertanian, dan lainnya.
·         Upacara selametan yang berhubungan dengan pernikahan, seperti selamatan sepasaran setelah pernikahan.
·         Upacara selametan yang berhubungan dengan peringatan hari-hari atau bulan-bulan besar Islam, seperti sekatenan atau grebeg maulud, sura, dan sebagainya.
·         Upacara selametan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti melakukan perjalanan jauh, mulai membuat rumah, dan sebagainya.
·         Upacara selametan yang berhubungan dengan orang meninggal dunia, seperti selametan surtanah atau  (geblak), nelung dina, dan lainnya.

SISTEM KEKERABATAN

   Masyarakat Jawa menganut sistem kekerabatan bilateral atau parental, yaitu sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari bapak/ibu.
Istilah- istilah yang digunakan dalam sistem kekerabatan Jawa sebagai berikut:
1.Pakde dan Bude (uwa), yaitu semua kakak dari bapak dan ibu, baik laki-laki maupun perempunan beserta suami dan istrinya.
2.Paklik (Paman) dan Bulik (bibi), yaitu semua adik dari ayah dan ibu,baik laki-laki maupun perempuan beserta suami dan istrinya.
3.Nak Ndulur (Sepupu), yaitu anak dari pakde-bude dan paklik-bulik.
4.Misan, yaitu anak dari saudara sepupu.
Pada masyarakat Jawa, perkawinan dianggap ideal apabila diukur dari segi keyakinan dan kesamaan adat yang menunjukan adanya pemilihan jodoh ideal.
Ukuran ideal bagi pria adalah perhitungan bibit, bebet, dan bobot. Sedangkan bagi wanita, perhitungannya didasarkan pada mugen, tegen, dan rigen.
Pernikahan yang dilarang, yaitu menikah dengan:
1.Saudara kandung.
2.Pancer lanang (anak dari dua saudara kandung laki-laki).
3.Pihak laki-laki lebih muda abunya dari pihak perempuan.

SISTEM POLITIK DAN KEMASYARAKATAN

1.Dahulu, pada suku Jawa terdapat stratifikasi sosial yang dikenal dengan golongan bendoro, priyayi, dan wong cilik.
2.Stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah, yaitu wong baku, kuli gondok (lindung), dan sinoman.
3.Dalam bidang pemerintah, pamong desa memilih seorang kepala desa (lurah) dengan semua pembantunya, seperti carik, juga tirta (ulu-ulu), dan juga baya. Tugas utama mereka adalah untuk meningkatkan kesejahteraan desa.

SISTEM EKONOMI

Sistem perekonomian masyarakat Jawa mencakup
1) Pertanian
Yang dimaksud pertanian disini terdiri atas pesawahan dan perladangan (tegalan), tanaman utama adalah padi. Tanaman lainnya jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan sayur mayor, yang umumnya ditanam di tegalan. Sawah juga ditanami tanaman perdagangan, seperti tembakau, tebu dan rosella.
2) Perikanan
Adapun usaha yang dilakukan cukup banyak baik perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan laut diusahakan di pantai utara laut jawa. Peralatannya berupa kail, perahu, jala dan jarring
3) Peternakan
Binatang ternak berupa kerbau, sapi, kambing, ayam dan itik dan lain-lain.
4) Kerajinan
Kerajinan sangat maju terutama menghasilkan batik, ukir-ukiran, peralatan rumah tangga, dan peralatan pertanian.
    Adapun mata pencaharian dalam suku Jawa atau masyaraakat Jawa biasanya bermata pencaharian bertani, baik bertani di sawah maupun tegalan, juga Beternak pada umumnya bersipat sambilan, selain itu juga masyarakat Jawa bermata pencaharian Nelayan yang biasanya dilakukan masyarakat pantai.


SISTEM KESENIAN

Sistem kesenian Jawa meliputi:
  Bentuk rumah adat, misalnya rumah joglo, rumah l     imasan, dan lain-lain.
  Seni tari, misal Tari Serimpi, Tari Gambyong, Tari Merak, dan lainnya.
  Seni tembang, seperti Sewu Ora Jamu, Ngidung, dan sebagainya.
  Pakaian Adat Jawa dapat berupa beskap, kebaya, batik, dan lain-lain.

ETIKA SEKSUAL JAWA

    Mengenai etika seksual di jawa tidak ada superior ataupun interior,semua pria dan wanita sama saja. Hanya tanggung jawabnya saja yang berbeda.dalam bidang seksual, masyarakat jawa condong untuk bersikap tegas. pada setiap perayaan-perayaan di desa, pria dan wanita duduk secara terpisah.
Para orang tua melarang keras jika putrinya berjalan dengan seorang pria. Mereka berpendapat bahwa anak muda tidak dapat menahan emosinya, Sehingga mereka takut terjadi sesuatu kepada putrinya.

Kesimpulan: Pada dasarnya di Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak suku-nya diantara bangsa-bangsa yang lain dan diantara suku-suku itu yang paling banyak jumlah penduduknya yaitu suku bangsa Jawa sendiri yang menempati seluruh daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga Jawa Barat. Adapun sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat Jawa lebih didasarkan pada prinsip keturunan bilateral atau parental, sedangkan sistem klasifikasi dilakukan menurut angkatan-angkataya. Dalam system religi / kepercayaan suku Jawa mayoritas Agama Islam merupakan agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat suku Bangsa jawa. Walaupun ada sebagian lagi yang menganut bukan Islam yaitu Nasrani, Hindu, Budha dan aliran kejawen. Disini yang dimasud Islam yang dianut-Nya Islam Santri dan Islam Kejawen.

Sumber :
www. google.com/kebudayaanjawa.
http://danu-umbara18.blogspot.com/2013/04/kebudayaan-suku-jawa-di-indonesia.html

ETIKA BERBAHASA MERUPAKAN CERMINAN BUDAYA BANGSA





Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk serta hak dan kewajiban (moral). Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Sedangkan budaya menurut Koentjaraningrat adalah suatu sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia. Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik garis lurus bahwa penggunaan bahasa yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam berinteraksi dapat membentuk sebuah budaya yang kemudian budaya tersebut dapat dinilai baik buruknya berdasarkan etika seseorang atau kelompok dalam berbahasa. Ada pula statement yang menyatakan bahwa bahasa dapat mencerminkan suatu kebudayaan.
Penulis dapat menguraikan dua contoh mengenai etika berbahasa yang sangat erat kaitannya dengan budaya suatu bangsa. Yang pertama adalah contoh dari pemakaian etika berbahasa yang tidak benar. Contoh tersebut bisa terlihat dari maraknya tawuran antarpelajar, baik dari tingkat SMP, SMA, maupun perguruan tinggi sehingga memunculkan suatu budaya yang bersifat negatif. Mayoritas, alasan kedua belah pihak melakukan aksi tawuran adalah karena saling ejek-mengejek. Ejekan merupakan salah satu bentuk ujaran yang mempunyai bentuk negatif sehingga menimbulkan permasalahan antara si penutur dengan yang ditutur. Ejekan ini berakar dari penggunaan etika berbahasa yang tidak benar. Oleh karena itulah orang yang diejek akan merasa dilecehkan sehingga menimbulkan suatu perdebatan, bahkan menimbulkan aksi tawuran. Penulis juga mengkritisi kinerja para tenaga pengajar di berbagai institusi pendidikan yang terlibat aksi tawuran. Institusi tersebut mayoritas hanya memfokuskan peserta didik dalam bidang akademik tanpa memerhatikan kondisi psikologis dan mental peserta didik tersebut. Karena itulah sebuah institusi pendidikan harus memasukkan materi bimbingan dan konseling sehingga pihak institusi dapat mengetahui perkembangan dari pola perilaku peserta didiknya. Selain itu pula, pihak sekolah juga harus memasukan materi etika berbahasa di dalam kurikulum pendidikan, kemudian menerapkannya di lingkungan pendidikan sehingga nantinya peserta didik akan terbiasa menggunakan etika berbahasa dengan baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu, diharapkan budaya tawuran antarpelajar di Indonesia akan semakin berkurang atau bahkan menghilang.
Yang kedua adalah contoh dari pemakaian etika berbahasa yang baik dan benar. Contoh tersebut dapat terlihat dari kunjungan para turis, baik domestik maupun internasional ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta merupakan sebuah daerah yang kebudayaan aslinya masih cukup kental. Lalu yang menjadi pertanyaan, “Apa hubungannya Yogyakarta dengan etika berbahasa yang mencerminkan kebudayaan bangsa?”
Yogyakarta dikenal dengan sebutan kota pelajar karena di sana banyak terdapat berbagai macam institusi pendidikan. Dengan sebutan inilah masyarakat di Yogyakarta selalu membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik dan benar ketika tengah berinteraksi dengan seseorang. Seperti yang diketahui, daerah Yogyakarta memiliki undak usut atau tingkatan-tingkatan bahasa di dalam semua percakapannya. Mereka selalu bisa menempatkan diri dalam memakai undak usut bahasa di setiap interaksinya dengan yang lain. Hal itulah yang membuat para turis merasa nyaman dan aman ketika berada di sana. Di samping magnet dari kebudayaan aslinya yang masih kental, masyarakat Yogyakarta pun sangat ramah terhadap siapa pun. Hal itu takbisa dilepaskan dari pemakaian etika berbahasa yang baik dan benar oleh masyarakat di sana. Itulah mengapa Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal dengan budaya masyarakatnya yang ramah tamah. Setelah itu, para turis kemudian kembali ke negara asalnya dan bercerita mengenai pengalamannya berlibur di Indonesia kepada teman-temannya. Dari situ lah Indonesia mulai dikenal dengan budaya masyarakatnya yang ramah tamah sehingga menyebabkan citra Indonesia di dunia internasional menjadi baik.
Berdasarkan penguraian di atas, maka jelaslah bahwa etika dalam berbahasa dapat mencerminkan budaya suatu bangsa.
Sumber : 
www.google.com/berbudayabahasa.
 http://bahasa.kompasiana.com/2013/06/07/etika-berbahasa-cerminan-budaya-bangsa-562958.html

RUANG LINGKUP BUDAYA DASAR



  1. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Istilah IBD dikembang pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanities yang berasal dari istilah bahasa inggris “The Humanities” adapun istilah humanties itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus, dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus, dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus, dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo homanus atau manusia berbudaya, agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof. Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
  • Ilmu-Ilmu Alamiah (Natural Scince)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta, untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah, caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas, hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan, atas dasar ini lalu dibuat prediksi. hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah.
  • Ilmu-Ilmu Sosial (Social Scince)
Ilmu-ilmu sosial berjuang untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan atara manusia, untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilm-ilmu alamiah, tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran, sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat berubah dari saat ke saat.
Berikut Pengertian Budaya Atau Kebudayaan Dari Beberapa Ahli :
  • E. B. Tylor, Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  • R. Linton, Dalam bukunya yang berjudul “The Cultural Background Of Personality” menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
  • Koentjaraningrat, Mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
  • Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, Mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
  • Herkovits, Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
  • Takdir Alisyahbana, Mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
2. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
  • Mengusahakan kepekaan mahasiswa & masyarakat terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
  • Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
  • Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin secara ketat.
  • Menguasahakan wahana komunikasi para akademis agar mereka agar mampu berdialog  satu sama lain, dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademis diharapakan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
3. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :
  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
  2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :
1. Manusia Dan Harapan
2. Manusia Dan Kegelisahan
3.  Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian
4.  Manusia Dan Pandangan Hidup
Dari Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercangkup dalam pengetahuan budaya, perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat dan lain-lainnya.
Masing-masing pokok bahasa dapat didekati dengan baik mengunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut.
Definisi Kebudayaan :
Keseluruhan system gagasan, tindakan hasil karya manusia dalam kehidupan adalah sebagai inspirasi dan bakat yang dimiliki oleh manusia itu sendiri,
Kebudayaan adalah Segala tindakan yang dilandaskan dengan pembelajaran dan keterampilan seseorang dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan.

Sumber :