Mungkin
banyak dari anda para pembaca atau mahasiswa akuntansi yang masih belum
memahami arti penting matakuliah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Pernah saya
bahas dalam tulisan saya sebelumnya (tautan), mengenai bagaimana
SIA harus diajarkan dalam perkuliahan. Dalam tulisan kali ini, saya akan
membahas isi kuliah SIA dan apa yang seharusnya dipelajari mahasiswa akuntansi
dalam matakuliah ini, sehingga pada akhir kuliah, mahasiswa dapat mencapai
sebuah kompetensi tertentu (dapat anda buka SAP SIA dan capaian kompetensi di
tautan ini).
Coba
anda bayangkan sebuah perusahaan dagang (retail) seperti Carrefour.
Perusahaan ini melakukan transaksi penjualan yang jumlahnya ribuan per hari
dalam satu cabang, belum lagi transaksi-transaksi lain seperti penggajian.
Sekarang, bayangkan bagaimana anda dapat membuat laporan keuangan untuk perusahaan
ini, satu bulan saja, cukup rugi-laba, neraca, dan perubahan ekuitas,
menggunakan kemampuan akuntansi keuangan yang anda pelajari di perkuliahan.
Berapa bulan anda rencanakan untuk menjurnal transaksi-transaksi satu bulan di
sebuah Carefour, berapa tahun untuk Carefour Jakarta? Berapa banyak sheet
excel atau kertas yang harus anda habiskan?
Kemudian,
bayangkan ketika anda harus mengelola data penjualan susu Indomilk misalnya.
Bagaimana anda berencana untuk menyimpan dan mengelola data-data tersebut?
Permasalahan
diatas dapat dijawab dengan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi. Apa itu
Sistem Informasi Akuntansi, dapat anda baca di tautan ini. Cara mempelajari
Sistem Informasi Akuntansi yang paling baik adalah dengan menggunakan
pendekatan siklus. Siklus yang pertama adalah siklus pengembangan sistem yaitu
SDLC (System Development Life Cycle), siklus kedua adalah siklus
akuntansi (transaksi-jurnal-buku besar-neraca saldo-laporan keuangan), dan
siklus ketiga adalah siklus transaksi (siklus pendapatan, siklus pengeluaran,
siklus konversi, siklus sumber daya manusia, dan siklus buku besar).
Pembahasan
akan kita mulai dari siklus pengembangan sistem.
1.
Siklus Pengembangan Sistem
Untuk
dapat merancang sebuah Sistem Informasi Akuntansi, kita harus melalui
tahapan-tahapan pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah Planning
(Perencanaan), Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Implementation
(Implementasi), dan Post Implementation (Pascaimplementasi).
1.1
Perencanaan (Planning)
Dalam
tahap ini, pengembang sistem melakukan perencanaan mengenai SIA yang akan
dibuat. Seberapa besar perubahan yang harus dibuat dari sistem awal,
infrastruktur apa saja yang dibutuhkan, berapa besar cost pengembangan
dan benefit yang nantinya akan dihasilkan. Hasil akhir dari tahap
perencanaan ini adalah proposal proyek atau dokumen perencanaan proyek (dapat
anda buka di tautan ini).
1.2
Analysis (Analsis)
Dalam
tahap ini, pengembang sistem melakukan analsis mengenai data-data apa saja yang
harus dikelola, informasi apa saja yang harus dihasilkan, apa saja Entitas dan
bagaimana Relationshipnya. Hasil dari tahap ini adalah ER-Diagram. Selain itu,
analisis mengenai pengendalian internal (internal control) juga perlu
dilakukan. SIA sangat terkait dengan SPI (Struktur Pengendalian Internal),
karena informasi yang dihasilkan dari SIA harus memenuhi karakteristik
kualitatif informasi (dapat cek di tautan ini). Untuk dapat memenuhi
karakteristik kualitatif informasi tersebut, SIA harus digunakan juga sebagai
bagian dari SPI. Adapun komponen dari SPI adalah Lingkungan Pengendalian,
Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pengawasan
(Monitoring). Dalam tahap Aktivitas Pengendalian, terdapat Pengendalian
Umum (General Control) dan Pengendalian Aplikasi (Application Control).
Pembahasan mengenai kaitan SPI dan SIA dapat anda baca di tautan ini dan ini).
1.3
Perancangan (Design)
Dalam
tahap ini, pengembang sistem merancang SIA dalam DBMS (Database Management
System). ER-Diagram dan Pengendalian atas risiko yang mungkin muncul,
diterapkan dalam rancangan aplikasi menggunakan DBMS, sehingga akan
menghasilkan aplikasi SIA. Bila lebih mutakhir, aplikasi SIA dapat dibuat
terintegrasi antar siklus (akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya, siklus
transaksi).
1.4
Implementasi (Implementation)
Dalam
tahap ini, pengembang sistem mengimplementasikan SIA dalam organisasi.
Permasalahan yang biasa terhadi adalah penolakan karyawan atas sistem baru (user
resistance). Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan ini seperti phased in, parallel, direct, big-bang,
dan lain sebagainya.
1.5
Pascaimpelementasi (Post Implementation)
Dalam
tahap ini, sistem yang sudah diterapkan diperiksa secara berkala. Bugs-bugs
yang muncul dibenahi, pemutakhiran field dalam table dilakukan
jika terdapat transaksi atau data baru, atau pengelolaan konsistensi data.
2.
Siklus Akuntansi
Akuntansi
diawali dari munculnya transaksi yang kemudian dijurnal, jurnal diposting ke
buku besar, kemudian dibuat neraca saldo, hasil dari neraca saldo ditampilkan
dalam laporan rugi-laba, posisi keuangan (neraca), dan perubahan ekuitas.
Bagaimana kita dapat melakukan proses ini di computer? Anda dapat membacanya di
tautan ini. Mungkin pengembang
sistem akan kebingungan, bagaimana cara memasukkan transaksi-transaksi ke
laporan keuangan. Kuncinya ada dalam 3C (Chart of Account, Currency,
Calendar).
3.
Siklus Transaksi
Akuntansi
memiliki siklus-siklus transaksi utama. Siklus transaksi ini adalah
pengelompokan transaksi-transaksi yang sifatnya berulang dan keterjadiannya
banyak. Kegunaan dari pengelompokan transaksi dalam siklus adalah memudahkan
kegiatan operasi dan pembuatan laporan keuangan berbasis sistem. Contoh siklus
transaksi adalah siklus pendapatan. Sebuah perusahaan pasti memiliki siklus
pendapatan. Untuk perusahaan dagang,siklus pendapatan diawali dari pesanan
pelanggan, penjualan, pengiriman. Transaksi ini akan terjadi berulang-ulang.
Jika ada pelanggan yang mau beli, pasti akan memesan dahulu, kemudian melakukan
transaksi pembayaran, dan pengiriman dilakukan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar