PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk
Allah yang di anugrahi akal, fikiran, dan fisik untuk menunjang
kehidupannya sebagai seorang insan yang di tunjuk oleh Allah untuk
menjadi khalifah di bumi yang Allah Yang Maha Kuasa ciptakan. Oleh karena
manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah
mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan inginkan untuk
dipercayakan menjaga keutuhan bumi yang Allah ciptakan dengan segala makhluk
hidup didalamnya untuk manusia jaga kelestariannya.
Manusia yang menjadi seorang
terpilih dan tinggi derajatnya di mata Tuhan, manusia haruslah mempunyai
kepercayaan, ilmu, dan menjalankan segala apa yang di perintahkan Allah dan
menjauhi yang di larang oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai akal dan
fikiran serta fisik manusia haruslah memanfaatkan anugrah yang di berikan oleh
Allah itu dengan sebaik – baiknya dan jangan menyalah gunakannya sebagai suatu
yang Allah benci. Manusia haruslah mempunyai budaya yang baik untuk
menjadikannya seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT.
Maka manusia harus menjadikan budaya yang baik sebagai bagian dari
dirinya tanpa mengabaikan apa yang menjadi kewajiban sebagai makhluk yang
berketuhanan.
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang menjadi salah satu
syarat kelulusan dalam proses pembelajaran di jenjang S1 Teknik Informatika
Universitas Gunadarma. Selain itu, di harapkan makalah ini menjadi tulisan yang
bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang membacanya.
3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di
jelaskan di awal tadi, maka saya mengambil pokok masalah menjadi 3 rumusan yang
akan di bahas di bab selanjutnya. Berikut adalah rumusan/pokok masalah :
1. Pengertian dari Manusia,
2. Defini Budaya,
3. Manusia sebagai makhluk
berbudaya.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia
Secara
bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme
hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari
satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
Manusia
diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia
bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik.
Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan.
Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh
sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang
Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi.
Dalam
kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu
ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah
Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk
beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang
diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah
kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui
pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan
pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Melalui
sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti
bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia
dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran
Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan
sehari-hari.
Maka dari keseluruhan perkembangan
itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya, baik dari sisi individu,
sosial, susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat
menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan
dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
2. Definisi Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk
berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika,
“keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas
seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
3. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Perilaku
manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral,
norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama
yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku,
manusia yang berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang
menyinpang dari peraturan-peraturan baik berupa norma- norma yang ada di
masyarakat maupun hokum yang berlaku.
Oleh
karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia
khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan
banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang
tinggi yang menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan
tentu manusia yang berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan
tetapi sebaliknya manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang
berbudaya. Banyak contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan
yang melakukan banyak tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti
korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya
Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa tanggung
jawab.
Karena
itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka
masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun
dalam menjalani kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap
Dan sifat manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia
bangsa yang besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab
dan bermartabat.
Manusia
berbudaya yang seutuhnya adalah makhluk yang selalu aktual, yang terus-menerus
belajar dan menempuh pendidikan untuk mengembangkan kepribadiannya,
mengembangkan konsep tujuan hidupnya, melakukan pembaharuan sesuai kemajuan
zaman, meningkatkan keterampilan dan daya nalar, semakin jelas arah hidupnya
untuk apa dan mau kemana.
BAB III
KESIMPULAN
Manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah yang di karuniai akal, fikiran, dan fisik harus
menjadi seorang yang berbudaya yang baik yang mengamalkan segala apa yang di
perintahkan oleh Allah sehingga derajat manusia itu tinggi di mata Allah SWT
dan menjadi mulia di bandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain yang tidak di
ciptakan mempunyai akal dan fikiran. Dari penjabaran masalah di atas dapat di
yakini bahwasanya manusia memang dari dahulu sudah berbudaya. Berbudaya manusia
itu bermacam – macam tetapi budaya yang baik adalah budaya yang menjalan segala
apa yang di perintahkan oleh Allah SWT.
Seorang
manusia menjadi mulia jika memiliki iman dan ilmu yang di amalkan olehnya yang
dapat melampaui makhluk tertaat yang di ciptakan yaitu malaikat yang di
ciptakan memang untuk menyembah Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
•
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
•
http://tugas-mrhanz25.blogspot.com/2011/02/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html
•
http://robertusbeny.blogspot.com/2012/01/pengertian-manusia.html
•
http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2011/03/manusia-berbudaya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar